..some words..

semua yang terlintas dan terpikir di imajinasi seorang tnt.. :)

Rabu, 17 November 2010

karena kasih sayang ibu..

Hampir semua orang yang mendapatkan kasih sayang seorang ibu setuju, bahwa ibu kitalah ibu yang terhebat, ibu kitalah orang yang paling kita sayangi didunia ini, dan ibu kitalah yang paling berperan dalam perjalanan hidup kita.

Tiba-tiba saya teringat ibu saya sendiri, setelah mendengar ceritanya tentang tetangga kami dikampung halaman. Ia bercerita bahwa tetangga kami kerapkali memukul anaknya sendiri dengan sedikit "sadis", sampai-sampai sang anak jatuh dan memohon ampun kepada ibunya. Pernah ibuku sampai-sampai harus memisahkan sang anak dari cengkraman kuat dan pukulan keras sang ibu ke pundak kecilnya.

Miris. Kata itu yang terlintas dipikiranku saat mendengar cerita itu. Amir, begitu nama panggilan si anak, harus merasakan penderitaan yang begitu dalam dari ibunya sendiri, ibu yang melahirkannya, ibu yang mengandungnya selama 9 bulan, ibu yang menyusui dan membesarkannya hingga menginjak umur 6 tahun. Namun, dari sang ibu pula ia harus merasakan traumatik fisik dan psikis yang entah kapan akan terobati, atau mungkin..tidak akan terobati hingga ia dewasa.

Namun, dengan segala penderitaan dan rasa sakit yang ia punya, Amir masih bisa tersenyum. Ia masih dapat tertawa pilu setelah menangis sambil menahan sakit akibat memar dipunggungnya. Ia dengan iklas membantu ibunya membersihkan rumah. Ia dengan senang hati menjadi "asisten" ayahnya saat bekerja di bengkel (ayahnya memiliki usaha bengkel sendiri). Ia bisa membantu ibuku membukakan pagar rumah saat ibuku pulang dari aktivitasnya di luar rumah. Ia masih bisa bercanda dengan adik dan teman-temannya walau ada kepedihan yang terpancar dari mata sayunya..

Beruntung,satu kata selanjutnya tak lama aku mendengar cerita itu. Cerita itu terngiang-ngiang ditelingaku, dalam lamunanku, bahkan hingga aku menulis cerita ini. Beruntung aku mempunyai ibu yang selalu menyayangiku, yang "dibungkus" dalam amarahnya, nasihatnya, larangannya, rasa kecewanya, tangisnya, bahkan dalam doanya.. Beruntung.. karena tidak pernah sedikitpun ibu memukulku, apalagi memukul secara "sadis" seperti yang terjadi pada tubuh mungil Amir. Beruntung.. karena ibu selalu mendukung setiap gerak langkahku dan tak henti mengingatkanku bila salah..

Jika Amir saja masih bisa tersenyum, bisa membantu orang-orang disekitarnya, bisa menghapus kepedihannya sendiri dengan semangat yang ia punya, dan masih bisa menyayangi ibunya dengan rasa tulus, mengapa kita tidak bisa? Mengapa kita kerapkali mengeluh jika ibu tidak menuruti kemauan kita.. Mengapa kita membuatnya menitikkan air mata dengan tingkah laku yang tidak ia restui. Mengapa kita membalas amarahnya dengan amarah yang lebih besar, padahal itu semua untuk kebaikan kita. Dan.. mengapa kita lupa untuk mendoakannya sedikit saja, dari doa-doa kita, padahal ia tak henti-hentinya mendoakan kita..

Cintailah ibu kita teman, cintailah dengan segenap rasa yang kita punya, setelah kita mencintai Allah dan Rasul-nya. Terimalah ia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Berikanlah pengorbanan demi cinta kita kepada ibu, walau pengorbanan itu tak tertandingi dengan pengorbanannya. Karena kasih sayang ibu.. tak akan tergantikan.

-tnt-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar